Hari pertama masuk sekolah, Siswa SDN Cangkring diajak beraktifitas di luar ruangan sebelum melaksanakan asesmen diagnostik. Untuk melatih konsentrasi, anak diajak tepuk angka. Ada instruksi kapan harus tepuk kapan mesti diam. Jika saatnya diam tapi siswa bertepuk tangan, ia dihukum maju ke depan untuk menceritakan pengalamannya saat libur kemarin.
Anak-anak sangat terbiasa ngomong dengan temannya, tapi jika diminta maju untuk ngomong di depan, tidak semua bisa melakukannya jika tak ada pembiasaan.
Membuat ruang perpustakaan itu gampang. Tapi membuat anak gemar membaca dan bisa menceritakan isi bacaan itu bukan perkara gampang. Maka, luar biasa adalah jika sekolah mampu membiasakan literasi meski tak memiliki ruang perpustakaan.
"Ayo Vicki, ceritakan apa yang kamu lakukan di runah ketika liburan kemarin!" perintah Bu Gita pada Vicky yang mendapatkan hukuman maju ke depan.
Si Vicky malu-malu. Ia hanya memainkan dasi yang dipakainya tanpa ada sepatah kata keluar dari mulutnya.
"Ayo Vicki..!" perintah itu datang sekali lagi.
"Eee....anu Bu. Liburan kemarin saya tidak kemana-mana. Aku dolanan ngobati nang sawah, bu."
Suara tawa anak-anak pun pecah...